Tahap Persiapan dalam Budidaya Akuaponik yang Wajib Diketahui

Bagi pecinta tanaman namun terkendala karena tidak memiliki lahan yang luas serta tidak mau kotor-kotoran dengan tanah, akuaponik menjadi salah satu solusi yang menguntungkan. Pertanian dengan cara akuaponik sangat cocok dilakukan di kawasan perumahan di perkotaan.  Sistem budidaya ini sangat efisien untuk memaksimalkan usaha budidaya tanaman sekaligus ikan pada lahan terbatas. Dimana, tanaman tidak meggunakan media tanah untuk tumbuh melainkan menggunakan air kolam serta sisa-sisa kotoran ikan yang menjadi nutrisi tanaman tersebut. Lalu, sebelum kita mencoba menerapkan sistem budidaya akuaponik di pekarangan rumah, hal apa saja yang harus dan wajib kita perhatikan? Mari kita bahas bersama.


Persiapan-persiapan dalam budidaya akuaponik hendaknya mengacu pada standar prosedur yang baik. Dengan dimikian, proses budidaya dapat dilaksanakan di lapangan dengan baik, terlebih lagi jika pembudidaya memiliki pengalaman dari yang pernah dilakukan sebelumnya, termasuk kajian-kajian ilmiah dari para pelaku terkait. Adapun yang termasuk dalam persiapan budidaya yang baik adalah persiapan kolam/bak pemeliharaan, pemilihan ukuran benih dan padat tebar, serta kegiatan dalam rangka penyiapan media tanaman dan benih tanaman.

PERSIAPAN KOLAM/BAK PEMELIHARAAN

Persiapan kolam meliputi pemilihan lokasi suatu budidaya. Kegiatan pembenihan maupun pembesaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan-kegiatan tersebut. Langkah pertama yang perlu diperhatikan yaitu :


1. Sumber air

    Sumber air yang dibutuhkan untuk pembenihan dan pembesaran hendaknya memenuhi kriteria-kriteria khusus kualitas air yang dibutuhkan oleh ikan sehingga ikan dapat tumbuh dengan optimal. Lebih baik menggunakan air sumur, jangan menggunakan air permukaan. Jika menggunakan air PAM di diamkan semalam dulu sebelum digunakan.

2. Kualitas dan kuantitas air.

   Selain kualitas, jumlah atau kuantitas juga merupakan suatu syarat mutlak yang harus dipenuhi.

3. Keamanan tempat dan lokasi.

   Keamanan baik dari segi bencana alam maupun keamanan dari faktor sosial. Lokasi yang direncanakan untuk kegiatan harus bebas dari banjir. Jarak limpahan air saat hujan lebat berdasarkan riwayatnya di daerah tertentu dapat dijadikan pertimbangan.Dari segi sosial yaitu aman dari pencurian.

4. Perlakuan kolam

   Kolam memerlukan perlakuan untuk meningkatkan plankton dan mikroorganisme yang bermanfaat untuk air kolam. Perlakuan juga ditujukan untuk mensterilkan racun dan bibit penyakit. Sehingga air kolam layak untuk kegiatan budidaya. 

5. Pemilihan bibit tanaman

    Ada berbagai macam pilihan sayuran yang bisa anda tanam dengan metode akuaponik, terutama dari jenis sayuran hijau seperti sawi, kubis, bayam, kangkung, cesin dll.

PERSIAPAN BENIH DAN PADAT PENEBARAN

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan ikan dengan sistem akuaponik adalah mengenai ukuran benih dan padat tebaran. Berikut ini adalah ukuran benih serta padat penebaran yang diterapkan pada beberapa jenis ikan yang dapat diperlihara pada sistem akuaponik.

1.    Media ikan dapat dibentuk dengan membuat kerangka dahulu dari bambu atau alumunium, kerangka paling umum adalah berbentuk persegi dengan kerangka utama ditiap sudut kolamnya

2.    Kerangka tersebut dilapisi terpal untuk menahan airnya pada bagian atasnya

3.    Jika diperlukan dapat dibuat lubang untuk memasang pipa pembuangan

4.    Taburkan sekitar 1-2 ons NPK 16-16-16 lalu disiram 1 Liter EM4 ke dalam air. Ini untuk merangsang zat renik dalam kolam serta menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen dalam air kolam.

5.    Masukkan ikan ke dalam kolam yang sudah ternutrisi.

Jenis ikan yang umum digunakan adalah lele dengan tingkat panen lebih cepat, namun ikan ini lebih cepat menimbulkan kotoran pada kolam, sedangkan alternatif lainnya antara lain:


1.    Ikan mas. Umumnya ukuran ikan mas yang dipelihara sekitar 10-50 g per ekor. Padat tebar yang digunakan berkisar 20 ekor per m2.

2.    Ikan nila. Umumnya ukuran ikan nila yang dipelihara sekitar 10- g per ekor. Padat tebar yang digunakan berkisar 100-150 ekor per m2.

3.    Ikan gurame. Ukuran awal yang diperlihara dengan berat 200-250 g per ekor dengan padat tebar 10 ekor/m2.

4.    Ikan lele. Ukuran awal yang dipelihara 100-125 g per ekor. Padat tebar untuk pemeliharaaan ikan lele 100-150 ekor per m2.

5.    Ikan patin. Ukuran yang dipelihara yaitu 10-15 g per ekor dengan kepadatan tebar 15 ekor/m2.

 

REFERENSI :

Cara Budidaya Tanaman AKuaponik Secara Sederhana. Diakses pada 3 Agustus 2020 dari https://www.superindo.co.id/korporasikeberlanjutan/superindoberkebun/gardening_tips_detail/cara_budidaya_tanaman_secara_aquaponik_sederhana

Persiapan Budidaya Akuaponik Perikanan. Diakses pada 3 Agustus 2020 dari http://www.randifarm.co.id/2011/03/persiapan-budi-daya-akuaponik-perikanan.html

Zalukhu, et al. 2016. Pemeliharaan Ikan Nila Dengan Padat Tebar Berbeda Pada Budidaya Sistem Akuaponik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :80-90. Fakultas Pertanian UNSRI.

Comments

Popular posts from this blog

Model Akuaponik: Peralatan dan Bahan untuk Model “Media Beds”

Parameter Akuaponik, Apa Aja Sih Yang Harus Diperhatikan ?

Mengenal Lebih Jauh, Komponen Peralatan Utama Dalam Sistem Akuaponik